Kapitalisme benar-benar telah ambruk, ide kebebasan benar-benar telah
runtuh. Negara yang senantiasa menggemborkan kebebasan dan demokrasi pun
akhiranya menutup kran kebebasan para pengunjuk rasa yang mengungkap
kebobrokan sistem yang diterapkan. Polisi AS membongkar lebih dari 100
tenda di kamp Pendudukan di San Fransisco, menangkap lebih dari 50
pengunjuk rasa yang menolak untuk meninggalkan tempat itu.
Puluhan mobil polisi, pemadam kebakaran mengelilingi daerah tersebut,
sementara lebih dari 200 polisi anti huru-hara menyerbu perkemahan di
Justin Herman Plaza sekitar jam 02.00 pagi pada hari Rabu.
Ratusan
pengunjuk rasa Kamp San Fransisco adalah perkemahanan Occupy terbesar
terakhir yang dibangun setelah polisi membongkar tenda di kota Los
Angeles dan Philadelphia pekan lalu.
Mereka membangun tenda-tenda di tempat itu serta menyampaikan
pesan-pesan yang mengungkap realitas kenyataan akibat kerusakan sistem
kapiltaisme. Beberapa tenda bertuliskan pesan, "Occupy SF, We are the
99%", menunjukkan wajah kapitalisme sesungguhnya di mana para penguasa
lebih menguataman para pemilik kekayaan yang hanya 1% saja, sementara
99% rakyat ditelantarkan.
Menurut polisi, lebih dari 50 pengunjuk
rasa ditangkap dan dua petugas diserang selama penyerbuan. Beberapa
pengunjuk rasa kembali ke daerah itu dan dilaporkan berencana untuk
mendirikan kamp-kamp di tempat lain.
Polisi AS telah bergerak
untuk menghancurkan perkemahan gerakan Occupy di kota-kota besar selama
beberapa pekan terakhir, melakukan penyerangan brutal, dan menangkap
puluhan pengunjuk rasa.
Gerakan Occupy Wall Street mulai terjadi
ketika sekelompok demonstran berkumpul di distrik keuangan New York
pada 17 September untuk memprotes distribusi kekayaan yang tidak adil di
negara itu dan pengaruh yang berlebihan dari perusahaan-perusahaan
besar pada kebijakan AS.
Meskipun tindakan keras polisi dan
penangkapan massa, gerakan Occupy tumbuh dan berkembang di luar Occupy
Wall Street, kini telah menyebar ke banyak kota-kota besar di Amerika
Serikat serta negara-negara kapitalisme lainnya seperti Australia,
Inggris, Jerman, Italia, Irlandia dan Portugal.
Demikianlah,
rakyat di negara-negara Kapiltalisme mulai merasakan ide busuk
sesungguhnya dari Kapitalisme yang lebih mementingkan para kapital,
pemilik modal, daripada rakyat. Ini mestinya menjadi pembuka pikiran
umat, bahkan sistem kapitalisme tidak akan pernah menyejahterakan
rakyat, selain segelitin para pemilik kekayaan yang berkolaborasi dengan
para penguasa.
Dunia kini menantikan sistem baru yang
benar-benar akan melayani rakyat dan menyejahterakan rakyat bukan sistem
yang hanya melayani kepentingan para pemilik modal dan para penguasa
negara adidaya. Sistem itu tentu saja bukan demokrasi, tetapi dunia
menanti sistem Khilafah yang akan menerapkan syariah dan mengelola
sumber daya alam dengan syariah hingga menyejahterakan rakyat secara
nyata. Insya Allah, semakin dekat, dan kini benderanya terus berkibar di
seluruh dunia. [m/f/prstv/syabab.com]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar