Kamis, 08 Desember 2011

Katanya demokrasi, tapi ko'??...

Kapitalisme benar-benar telah ambruk, ide kebebasan benar-benar telah runtuh. Negara yang senantiasa menggemborkan kebebasan dan demokrasi pun akhiranya menutup kran kebebasan para pengunjuk rasa yang mengungkap kebobrokan sistem yang diterapkan. Polisi AS membongkar lebih dari 100 tenda di kamp Pendudukan di San Fransisco, menangkap lebih dari 50 pengunjuk rasa yang menolak untuk meninggalkan tempat itu. Puluhan mobil polisi, pemadam kebakaran mengelilingi daerah tersebut, sementara lebih dari 200 polisi anti huru-hara menyerbu perkemahan di Justin Herman Plaza sekitar jam 02.00 pagi pada hari Rabu.

Ratusan pengunjuk rasa Kamp San Fransisco adalah perkemahanan Occupy terbesar terakhir yang dibangun setelah polisi membongkar tenda di kota Los Angeles dan Philadelphia pekan lalu.
Mereka membangun tenda-tenda di tempat itu serta menyampaikan pesan-pesan yang mengungkap realitas kenyataan akibat kerusakan sistem kapiltaisme. Beberapa tenda bertuliskan pesan, "Occupy SF, We are the 99%", menunjukkan wajah kapitalisme sesungguhnya di mana para penguasa lebih menguataman para pemilik kekayaan yang hanya 1% saja, sementara 99% rakyat ditelantarkan.

Menurut polisi, lebih dari 50 pengunjuk rasa ditangkap dan dua petugas diserang selama penyerbuan. Beberapa pengunjuk rasa kembali ke daerah itu dan dilaporkan berencana untuk mendirikan kamp-kamp di tempat lain.

Polisi AS telah bergerak untuk menghancurkan perkemahan gerakan Occupy di kota-kota besar selama beberapa pekan terakhir, melakukan penyerangan brutal, dan menangkap puluhan pengunjuk rasa.

Gerakan Occupy Wall Street mulai terjadi ketika sekelompok demonstran berkumpul di distrik keuangan New York pada 17 September untuk memprotes distribusi kekayaan yang tidak adil di negara itu dan pengaruh yang berlebihan dari perusahaan-perusahaan besar pada kebijakan AS.

Meskipun tindakan keras polisi dan penangkapan massa, gerakan Occupy tumbuh dan berkembang di luar Occupy Wall Street, kini telah menyebar ke banyak kota-kota besar di Amerika Serikat serta negara-negara kapitalisme lainnya seperti Australia, Inggris, Jerman, Italia, Irlandia dan Portugal.

Demikianlah, rakyat di negara-negara Kapiltalisme mulai merasakan ide busuk sesungguhnya dari Kapitalisme yang lebih mementingkan para kapital, pemilik modal, daripada rakyat. Ini mestinya menjadi pembuka pikiran umat, bahkan sistem kapitalisme tidak akan pernah menyejahterakan rakyat, selain segelitin para pemilik kekayaan yang berkolaborasi dengan para penguasa.

Dunia kini menantikan sistem baru yang benar-benar akan melayani rakyat dan menyejahterakan rakyat bukan sistem yang hanya melayani kepentingan para pemilik modal dan para penguasa negara adidaya. Sistem itu tentu saja bukan demokrasi, tetapi dunia menanti sistem Khilafah yang akan menerapkan syariah dan mengelola sumber daya alam dengan syariah hingga menyejahterakan rakyat secara nyata. Insya Allah, semakin dekat, dan kini benderanya terus berkibar di seluruh dunia. [m/f/prstv/syabab.com]

Tidak ada komentar: