Minggu, 09 Oktober 2011

Perang Melawan Terorisme


Sesungguhnya saat ini tengah terjadi upaya-upaya pendiskreditan dan penghancuran gerakan Islam. Apa yang disebut oleh Amerika Serikat sebagai The Global War Againts Terrorism hanyalah kedok belaka untuk memerangi gerakan-gerakan Islam di berbagai negeri muslim. Buktinya, Pertama, pemerintah Amerika Serikat hanya memaknai terorisme kepada orang dan kelompok yang dalam prinsip dan kegiatannya tidak sesuai dengan kepentingan Amerika Serikat. Sementara, meski Israel terang-terangan melakukan kekerasan, membantai dan mengusir penduduk Palestina hingga detik ini, bahkan Amerika Serikat secara sangat brutal mengagresi Irak, tidak disebut melakukan terorisme. Amerika Serikat juga tidak berusaha menangkapi tokoh-tokoh seperti Yisthak Rabin, Ariel Sharon dan presidennya sendiri, Bush, yang telah memerintahkan penyerangan terhadap Irak. Kedua, pada kenyataannya perang melawan terorisme memang ditujukan pada gerakan Islam. Korban telah berjatuhan. Di samping Afghanistan dan Irak yang telah diserang habis oleh Amerika Serikat, atas nama memerangi terorisme, juga terjadi penangkapan-penangkapan aktivis gerakan-gerakan Islam di berbagai negara. Di Uzbekistan, lebih dari 7000 anggota gerakan Islam ditangkap, dipenjarakan, disiksa dan sebagiannya syahid padahal mereka tidak melakukan tindakan kekerasan. Begitu juga di Azarbeijan, Tajikhistan, Kirgystan, Mesir, Pakistan dan negeri-negeri muslim lain.

Menambah upaya-upaya yang dilakukan AS sebelumnya, seperti ditangkapnya Umar al-Faruq, Agus Budiman, Fathurrahman al-Ghazi, Agus Dwikarna, dan sejumlah warga negara Indonesia lain, pemerintah AS seolah ingin menunjukkan kepada dunia internasional bukti bahwa Indonesia benar-benar telah menjadi sarang teroris, serta bualan mereka tentang terorisme dan jaringannya di negeri ini adalah benar, sehingga kampanye perang global melawan teroris (the global war againts terrorism) termasuk di Indonesia merupakan sebuah kemestian.

Yang dikehendaki oleh AS atas pemerintah Indonesia agaknya dapat dicapai. Pemerintah Indonesia segera mengeluarkan Perpu Anti Teroris, Abu bakar Baasyir yang memang sudah lama diincar akhirnya ditangkap, serta terciptanya stigma negatif terhadap gerakan Islam terutama setelah Jamaah Islamiyyah (JI) dinyatakan sebagai teroris. Stigma negatif diperlukan untuk menekan perjuangan Islam yang melalui angin reformasi terus tumbuh serta menakut-nakuti umat Islam Indonesia tentang apa yang mereka sebut bahaya militansi Islam. Langkah berikutnya yang akan dilakukan oleh AS adalah memasukkan tokoh-tokoh yang sudah lama diincar sebagai anggota JI agar tampak absah bila nantinya ditangkap. Bila benar semua itu nanti terjadi, maka cita-cita AS untuk menyapu habis gerakan Islam dengan menjebloskan tokoh-tokohnya ke penjara bakal memetik sukses besar.

Mengapa AS melakukan itu semua? Amerika Serikat melakukan itu semua untuk melanggengkan dominasi politik dan ekonominya atas dunia Islam, termasuk di Indonesia, yang secara geopolitik memang sangat strategis dan secara ekonomis sangat kaya. Amerika Serikat melihat bahwa ancaman atas dominasi itu, setelah era perang dingin, potensial datang dari umat Islam yang memiliki kesadaran politik, bahwa syariah Islam adalah satu-satunya solusi bagi segenap problematika kehidupan dan perjuangan bagi tegaknya syariah wajib adanya demi tegaknya kembali izzul Islam wal muslimin. Dengan demikian, perang global melawan terorisme hanyalah cerita bualan AS agar semua langkah-langkah politiknya demi melanggengkan dominasinya di dunia Islam dan menghentikan laju pertumbuhan gerakan Islam itu tampak absah di mata dunia internasional.

Menanggapi semua itu Hizbut Tahrir Indonesia menyatakan:

1. Menolak keras setiap upaya busuk penggiringan opini internasional yang digalang oleh Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya seperti Inggris, Singapura, Philipina, Australia untuk menyudutkan Islam yang diidentikkan dengan terorisme. Sesungguhnya Islam datang untuk membawa rahmat. Justru imperialisme atau penjajahan dengan segala bentuknya, dimana Amerika Serikat sebagai aktor utamanya, itulah yang selama ini telah membawa kesengsaraan pada bangsa-bangsa di dunia.

2. Meminta pemerintah Indonesia untuk tidak meladeni provokasi AS serta mengambil langkah-langkah diplomatik penting guna menghindari tekanan AS dan membebaskan peradilan dari tekanan politik terutama dari pihak-pihak luar negeri.

3. Menyerukan kepada umat Islam di mana pun berada untuk meningkatkan keteguhan iman, persaudaraan, persatuan dan solidaritas ummat guna menghadapi fitnah dan provokasi keji AS, serta menyerukan kepada ummat Islam untuk bangkit dan bersatu menegakkan kembali khilafah Islamiyyah yang akan menjaga setiap jengkal negeri Islam, melawan imperialisme dan mewujudkan kembali izzul Islam wal muslimin.

(Pernyataan Sikap JUBIR HTI)