Acapkali kita sering mendengar ungkapan dan
keluh-kesah masyarakat kecil (wong cilik), ketika berhadapan dengan kedzaliman
yang dialami oleh mereka. Mulai dari masalah kenaikan harga-harga barang
kebutuhan akibat pemerintah yang menaikan harga BBM. Atau anak-anak mereka yang
terpaksa putus sekolah akibat tidak mampu membayar mahalnya buku, seragam
sekolah, dan lain-lain. Sampai pada masalah pengangguran yang dihadapi wong
cilik akibat pemerintah membiarkan tenaga kerja dari luar negeri bebas
masuk merebut lahan kerja yang seharusnya untuk rakyat negeri ini. Wong
cilik hanya bisa berucap: “mau gimana lagi? Saya hanya orang kecil, tidak
bisa berbuat apa-apa..”
Sebenarnya ungkapan pasrah -atau
lebih tepatnya ‘menyerah’- yang dilontarkan masyarakat kecil tidak perlu
terjadi, jika kita mau belajar dan sedikit saja memperhatikan ada kekuatan
besar dibalik wong cilik. Kekuatan besar itu bahkan akan mampu
menumbangkan pengausa tiran.
Anda tentu masih ingat meletusnya
reformasi pada tahun 1998, gelombang manusia dan kekuatan besar yang diawali
oleh para mahasiswa itu mampu menumbangkan penguasa saat itu (Presiden Suharto
yang berkuasa selama 32 tahun). Satu manusia yang memiliki ‘kemauan’ untuk
melakukan perubahan, apabila ‘kemauan’ untuk berubah ini dimiliki oleh
masing-masing lapisan masyarakat maka kekuatan besar perubahan tidak akan mampu
dibendung. Itulah filosofi sapu lidi, satu lidi tidak akan mampu untuk menyapu.
Tapi dengan menyatukan banyak lidi dan mengikatnya dengan benar. Tentu dengan
satu catatan, kekuatan perubahan tersebut tidak dengan melakukan anarkhisme dan
kekerasan.
Kemauan perubahan dari
masyarakat harus ditempuh dengan cara-cara yang benar. Perubahan yang benar
hanya dengan menerapkan aturan (syariat) Dzat Yang Maha Benar yakni Allah SWT.
dan metode/ cara melakukan perubahan yang benar adalah dengan mengikuti metode
perjuangan Nabi Muhammad SAW. yakni perubahan pemikiran tanpa kekerasan.
Pemikiran untuk mau bangkit dan maju dengan mengikuti petunjuk hidup yang pasti
kebenarannya (Al-Quran dan Sunnah).
Nabi Muhammad SAW. adalah
sebaik-baik contoh, beliau SAW berhasil merubah masyarakat yang bodoh (jahiliyah)
menjadi masyarakat yang beradab dan maju. Rasulullah SAW memulai perubahan
dengan menghimpun masyarakat kecil, membina dan mengkader dengan pemahaman yang
benar. Inilah jalan perubahan yang harus kita tempuh, yakni dengan mengikuti
metode perjuangan Nabi Muhammad SAW. melakukan perubahan tanpa kekerasan.
Dengan amal jama’i (bersama-sama) terhimpun kekuatan besar yang akan mampu
merubah, bukan dengan pasrah dan menyerah. Sekali lagi, filosofi sapu lidi
adalah bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Bukan saatnya berkeluh-kesah, wong
cilik harus bangkit dan bersatu. Bangkit untuk melawan kedzaliman yang
menimpa mereka dan hanya dengan Islam sebagai satu-satunya solusi untuk meraih
perubahan yang hakiki.
"Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah
keadaan yang ada pada diri mereka sendiri." (QS. Ar Ra'd 13: 11)