Jumat, 17 September 2010

"Darah Biru”


Moment Lebaran biasanya saat yang tepat untuk silaturrahim, berkunjung ke sanak-saudara dan keluarga. Tanggal 3 Syawal ibuku sudah kembali beraktifitas di pasar untuk jualan. Sepulang mengantar ibu dari pasar aku pulang, aku melihat dari pelataran rumah ada tamu di dalam rumahku. Langsung bersalaman dan menyapa, terlihat tamu itu membawa lembaran kertas photocopy.. akupun menanyakan perihal kertas tersebut.
Ternyata ada silsilah keluarga besar dari bapakku, wah.. keren, aku tertarik untuk tahu siapa sebenarnya kakek moyangku.. dan ternyata setelah aku lihat… di kertas itu tertera sebuah nama ki Ageng mangir yang masih tergolong cucu dari kerajaan Majapahit.
Aku langsung menanyakan ke bapak, apa bener keluarga dari bapak masih keturunan keraton? Bapak menjawab ya iya bener. aku nanya juga ke tamu tersebut, wah mas.. berarti “darah biru dong” ?? tamu itu cuma tersenyum..

Menyusun silsilah keluarga memang baik, agar tali silaturrahim keluarga tidak terputus, tapi aku justru tidak terlalu respon kalo malah bangga dengan kakek moyang yang masih keluarga kerajaan. Kita manusia yang sama, di ciptakan oleh Allah untuk beribadah dan bekal taqwa itulah sebaik-baik bekal.
Aku adalah Abdullah (hamba Allah), yang di pundakku memikul tanggung jawab sebagai seorang muslim. Aku adalah umat nabi Muhammad SAW, yang ingin mengikuti jejak langkah perjuangan beliau SAW dan para sahabat. Aku adalah manusia biasa yang harus bertanggungjawab dengan amal yang aku lakukan. Kakek moyangku tidak akan mempengaruhi dengan apa yang akan aku perbuat dalam aktifitas dakwah.Yang pasti darahku tetep merah!

No body’s perfect…

By hasan

Tidak ada komentar: